Minggu, 29 Januari 2012

Penggalan Pidato Imam Khomeini untuk Elemen Militer

Seandainya ada seorang Imam Khomeini di Negara Indonesia maka tak akan ada penindasan dan kezaliman di Negara ini, termasuk kelakuan polisi lalu lintas sekarang yang bisa dikatakan sudah ‘pada umumnya’ memberlakukan aturan untuk mengantongi uang sogokan. Tidak akan ada lagi oknum militer yang melayani rakyat atas nama uang..

Pidato Imam Khomeini ini dilakukan pada februari 1979 ketika Rezim Syah, Sistem monarki, berhasil dipukul mundur oleh seluruh rakyat iran, dan ketika itu Imam Khomeini kembali dari masa pengasingannya di Paris. Berikut Penggalan Pidato Imam Khomeini untuk Elemen Militer :

Sekarang Izinkan saya untuk mengungkapkan rasa terimakasih saya kepada elemen militer, dan memberikan beberapa nasehat kepada militer secara keseluruhan.

Inilah nasehatku. Kami ingin kalian menjadi militer yang mandiri. Kami telah bekerja keras dan menumpahkan darah, pemuda – pemuda kita telah terbunuh, kehormatan kita telah ternoda, sarjana – sarjana agama kita telah dipenjara dan disiksa. Sebagian dari tujuan mereka adalah membuat tentara kita mandiri.

Komandan – komandan angkatan bersenjata, tidakkah anda sekalian ingin mandiri? Apakah anda ingin menjadi pelayan negara – negara lain? Nasihat saya pada anda sekalian adalah masuki barisan rakyat dan tambahkan suara Anda pada tuntutan mereka untuk menjadi mandiri. Rakyat menginginkan tentara mereka mandiri, tidak dibawah perintah – perintah Amerika dan penasehat luar negeri lainnya.

Diakhir pidatonya Imam Khomeini mengatakan harapannya untuk Angkatan bersenjata Iran :

Kami ingin bangsa kita menjadi kuat dan memiliki angkatan bersenjata yang tanguh. Kami tidak berharap unutk menghancurkan angkatan bersenjata kitab sendiri; kami justru berharap untuk melestarikannya sehingga mereka menjadi milik rakyat dan menjaga kekayaan mereka, bukan bertugas dibawah perintah dan pengawasan orang luar negeri.

Semoga Anda senantiasa dalam kedamaian, dan juga kasih dan juga ridha Allah..

Kamis, 26 Januari 2012

IMAM KHOMEINI DAN POLITIKNYA

Pertama kali Imam Khomeini ditangkap dan dipenjarakan di Iran karena ikut campur dalam urusan politik serta mengkritik keburukan pemerintahan Syah Pahlevi (presiden iran waktu itu), komandan yang memenjarakannya bertanya pada beliau, “Yang Mulia, Anda tahu politik itu kotor; mengapa anda mau terlibat?” Imam Khomeini menjawb,”Politik yang anda jalankan kotor, tetapi kami memainkan politik bersih. Kami memikirkan komunitas dan anggota masyarakat.”

Banyak para Ulama yang menentang pemikiran Imam Khomeini pada waktu itu, termasuk ulama – ulama di Iran sendiri. Hal ini karena pandangan para Ulama yang memisahkan antara Islam dan politik seperti 2 hal yang tidak mungkin disatukan. Namun Imam Khomeini menegaskan bahwa Islam adalah agama sekaligus tatanan hukum yang mengatur kehidupan manusia untuk semua masa, jika Islam tidak cocok untuk tatanan kehidupan masa kini maka Islam tentu bukanlah Agama yang terakhir. Al-Qur’an dan Sirah Nabi Saww membuktikan betapa indahnya Pemerintahan yang dipimpin oleh hukum Islam.

Dalam pidatonya Imam melontarkan pertanyaan yang menggugah:

Tidakkah Islam mengalami kemunduran saat ini! Tidakkah hukum – hukum Islam terabaikan di negara – negara Islam! Sanksi tidak dilaksanakan. Hukum – hukum Islam tidak ditegakkan. Dan tatanan Islam pun telah hilang. Tidakkah ini berarti bahwa islam telah mengalami kemunduran! Apakah Islam hanya sesuatu yang ditulis dibuku – buku semisal Al- Kafi dan kemudin dikesampingkan! Bagaimana mungkin Islam bisa terpelihara jika hukum Islam tidak diterapkan di dunia luar dan sanksi tidak dilaksanakan sehingga pencuri, perampas, penindas, dan penggelap terbebas dari hukuman! Apakah kita hanya cukup memelihara kitab – kitab hukum dan meletakkannya disamping kita! Apakah kita hanya cukup mengagungkan Al-Qur’an dan membacanya saja!”. (dari buku Imam Khomeini Al-Hukumah Al-Islamiyah)

Kamis, 19 Januari 2012

IMAM KHOMEINI

Imam Khomeini adalah seorang pemimpin Islam yang sangat karismatik, arif dan berani. Begitu disayangkan setelah kepergian beliau, khususnya 20 tahun sejak kematiannya, selama periode itu media memberitakan hal – hal negative tentang Imam Khomeini, tidak lain biang fitnah itu adalah media barat yang sarat akan kebohongan politik. Dan yang paling sangat disayangkan lagi adalah umat muslim di dunia yang entah karena apa menerima kebohongan – kebohongan pihak musuh Islam tersebut. Bahkan Muslim (sebagian besar) di dunia menuduh kafir mazhab beliau Syiah.

Dalam memimpin Revolusi Islam Iran 1978 – 1979 Imam Khomeini berkali – kali menghimbau Muslim di dunia agar tidak tunduk terhadap pengaruh barat, terutama amerika. Dalam pidatonya Imam Khomeini menegaskan bahwa sistem demokrasi, komunis, dan kapitalis yang dimasukkan oleh amerika/barat atas dasar kepentingn rakyat di negara – negara berkembang adalah infestasi Amerika dan sekawannya untuk mempertahankan kekuasaan mereka, yang diramalkan Imam akan hancur dengan sendirinya.

Dalam salah satu suratnya kepada Mikhail Gorbachev, ketua umum partai komunis di Uni Soviet, Imam Khomeini mengungkapkan dugaannya bahwa Uni Soviet akan segera hancur begitu pula dengan faham komunisnya. Beliau berkata dalam suratnya:

Persoalan besar yang dihadapi negara anda tidak ada hubungannya dengan kepemilikan, ekonomi, atau kemerdekaan; akan tetapi ketiadaan keyakinan sejati kepada Tuhan, masalah ini pula yang menenggelamkan Barat kedalam lembah kehinaan dan kesi – siaan.”

Hingga saat ini Republik Islam Iran adalah satu – satunya negara Islam di dunia yang mengecam barat dan sekutunya, terutama Amerika. Dan tak berani sekalipun Amerika menyentuh Negara Revolusioner Islam ini, Hal itu karena mereka tahu bahwa sia – sia saja menyerang Negara yang telah menghancurkan tentara mereka ketika terjadi Peristiwa Tabash awal tahun 80-an. Wa Allah Wa A’lam..