Jumat, 23 November 2012

Siapa yang salah

Kita sebagai manusia, yang secara praktis memiliki otak, terlalu sering menyalahkan. Membunuh adalah sesuatu yang salah, namun dibenarkan ketika dalam kondisi berperang. Intinya semua yang terjadi, semua pendapat, keyakinan, itu semua ada alasan. Dan kita kadang terlalu fokus pada yang terjadi tanpa mau mencari alasannya dulu... seperti dalam menghadapi ujian; kita lebih suka menghapal daripada memahami.

Yang sangat aneh adalah ketika manusia saling menyalahkan keyakinan dalam tata cara memperlakukan Tuhan. Sibuk saling menyalahkan, seakan mereka diberi penghargaan oleh Tuhan atas pembelaan mereka akan cara tersopan menyembah-Nya, yang terjadi malah sesama manusia mereka hidup tidak akur. Demi Tuhan apakah pantas kita menyakiti manusia yang tak lain adalah ciptaan Tuhan, tempat Tuhan mencurahkan rahmat-Nya?? Sibuk menyalahkan dan mengklaim kebenaran atas aqidah dan kebenaran tauhid membuat manusia menelantarkan moral... apa jadinya kalau Tuhan dibela oleh orang yang tak bermoral, orang yang suka memukul, memaksa, mencemooh... membela Tuhan saja sudah cukup merendahkan yang Maha Segalanya, apalagi mengatasnamakan Tuhan dengan mulut tukang cela dan hina.

Keimanan dipandang sebagai investasi, bukan penyerahan diri.

Pelacuran, pemerkosaan, pencurian, kesenggangan sosial terlantar oleh keinginan dianggap benar.

Tidak bisakah kita hidup dengan menganggap semua keyakinan itu benar, kehendak Tuhanlah yang menuntun keyakinan-keyakinan itu ke satu jalan yang lurus.

Rabu, 21 November 2012

Jalur Gaza

Jalur Gaza adalah masalah umat islam dan jangan lupa kalau itu Jalur Gaza juga masalah dunia, yah... gue tahu, tapi bukan satu-satunya masalah gue, lo, dan kalian keseluruhan. Masalah terbesar kita bukan umat muslim di Jalur Gaza, bukan palestina, melainkan masalah itu sangat dekat dengan kita, masalah kita adalah diri kita sendiri. Ngapain lo sibuk marah-marah dengan pemerintah agar supaya pemerintah memberikan keputusan untuk menentang Israel, siapapun gak perlu disuruh untuk contra terhadap permasalahan perang di Jalur Gaza, kalau mau kontra silahkan kalau gak yaudah.

Banyak banget foto-foto yang memperlihatkan korban, mata hilang, kepala tinggal sebelah, anak kecil berdarah-darah, semuanya dipamerin dengan harapan kita sedih, yang melihat terpacu untuk peduli, dan yang pasti itu nambah masalah bagi yang melihat. Kenapa mesti dipamerin, semua orang tahu bentuknya tubuh ini kalau kena rudal, gak perlu dipamerin. Gue risih banger liatnya, kenapa gak sekalian aja dilihatin pelacur lagi melacur dikontrakan sebelah rumah lo, itu lebih real dan mungkin untuk lo benahi.

Nyalahin SBY lah atas keadaan Jalur Gaza, SBY itu tanggung jawabnya di Indonesia aja masih kewalahan, gak usah ditambahin beban, dan gak mungkin juga SBY mau repot-repot peduli kepada muslim palestina sementara banyak banget muslin di Negara ini yang saling membakar, bentrok, dan korban moral betebaran di kos-kosan dan desa-desa terkucil.

Konflik Jalur Gaza itu kita jadikan motivasi untuk selalu bersyukur karena kita tidak diberikan kondisi seperti itu, manjadikan kita menghargai waktu yang nyaman, menghargai kehidupan, menghargai Indonesia... paling tidak indonesia mampu memayungi rakyatnya dari penindasan dan penjajahan. Jangan merusak kedamaian yang diberikan hanya karena kedamaian yang rusak yang kita saksikan lewat televisi, ribuan kilo jaraknya dari ruang tamu lo, sementara ibu lo pusing liat anaknya marah-marah depan tipi. Tolonglah mereka yang terjangkau oleh uluran tangan lo, perhatikan yang bisa lo liat dengan mata kepala dan tersentuh, yang tak tersentuh didoakan.

Ini pikiran sederhana gue, tapi yah masuk akal... jauh jalan menuju Jalur Gaza, karena lo di rumah, rumah lo di Indonesia, saudara lo diseluruh dunia. Kita butuh diri yang berakhlak mulia, tenang, dan tawakal,berilmu baru kita dibutuhkan oleh mereka. Benahi diri ini dulu, kalau udah merasa sebagai pribadi yang baik, siap, maka lakukan lah yang lo mau lakukan, hasil dari yang lo lakukan nantinya akan membuktikan seberapa baik dan siapnya diri lo tadi.