Sabtu, 08 Juni 2013

Momen

Kadang ada keinginan untuk mengungkapkan perasaan kepada seseorang yang kita cintai, tapi gak bisa. "Belum saatnya". Gue rasa alam semesta memiliki peran dalam setiap keputusan dan langkah manusia, apabila memang sudah saatnya maka alam semesta akan mendukung, memberikan energi positif, meng-cover dengan kenyamanan yang sempurna. Saat-saat seperti itu gue rasa disebut Momen.

Dari perjalanan hidup yang gak bagus-bagus amat, gue menyadari pembagian momen dalam kehidupan manusia. Masa kecil adalah momennya kita untuk bermain, alam memberikan keleluasaan kepada tiap anak untuk bermain, jiwa mereka adalah bermain. Remaja adalah momen dimana setiap anak leluasa mencari jati diri, alam semesta memberikan ruang untuk bergaul, berfikir, kadang sengaja menciptakan masalah-masalah konyol; berantem, iri, cemburu, maniak, obsesius, dll. Dewasa adalah momen dimana alam semesta memberikan ruang gerak yang penuh dengan masalah, solusi, dan pilihan dalam 3 dimensi ruang dan waktu, disini adalah momennya manusia untuk mengembangkan dirinya.

Terakhir adalah momen dimana alam memberikan ruang bebas untuk kita mewujudkan keinginan, tentunya alam semesta akan mendukung kalau kita melalui momen-momen sebelumnya dengan baik dan patuh. Disini kita akan bebas, penuh ketenangan, keberanian, dan kedewasaan untuk memilih seseorang pendamping, masa depan untuk cakupan kehidupan yang lebih luas (warisan), dan bagaimana cara kita mati.

Kadang manusia tidak sabar menunggu momen, sehingga mereka sedikit memaksa. Masih kecil bilangnya ingin cepat gede, masih remaja ingin melakukan hubungan orang dewasa, masih dalam proses dewasa ingin dianggap bijak. Belum bisa bertanggung jawab, udah berani bilang "lo milik gue", preeet!.