Kita sebagai manusia, yang secara praktis memiliki otak, terlalu sering menyalahkan. Membunuh adalah sesuatu yang salah, namun dibenarkan ketika dalam kondisi berperang. Intinya semua yang terjadi, semua pendapat, keyakinan, itu semua ada alasan. Dan kita kadang terlalu fokus pada yang terjadi tanpa mau mencari alasannya dulu... seperti dalam menghadapi ujian; kita lebih suka menghapal daripada memahami.
Yang sangat aneh adalah ketika manusia saling menyalahkan keyakinan dalam tata cara memperlakukan Tuhan. Sibuk saling menyalahkan, seakan mereka diberi penghargaan oleh Tuhan atas pembelaan mereka akan cara tersopan menyembah-Nya, yang terjadi malah sesama manusia mereka hidup tidak akur. Demi Tuhan apakah pantas kita menyakiti manusia yang tak lain adalah ciptaan Tuhan, tempat Tuhan mencurahkan rahmat-Nya?? Sibuk menyalahkan dan mengklaim kebenaran atas aqidah dan kebenaran tauhid membuat manusia menelantarkan moral... apa jadinya kalau Tuhan dibela oleh orang yang tak bermoral, orang yang suka memukul, memaksa, mencemooh... membela Tuhan saja sudah cukup merendahkan yang Maha Segalanya, apalagi mengatasnamakan Tuhan dengan mulut tukang cela dan hina.
Keimanan dipandang sebagai investasi, bukan penyerahan diri.
Pelacuran, pemerkosaan, pencurian, kesenggangan sosial terlantar oleh keinginan dianggap benar.
Tidak bisakah kita hidup dengan menganggap semua keyakinan itu benar, kehendak Tuhanlah yang menuntun keyakinan-keyakinan itu ke satu jalan yang lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tuliskan komentar anda