Gue pernah berfikir kalau anak - anak muda yang hidup dilingkungan dakwah kampus itu munafik, mereka enggan untuk Pacaran. Pacaran itu dosa kata ustad mereka, tapi mereka sendiri ternyata juga nonton bokep, mereka ngegodain cewek2 dihalaman masjid, mata mereka gak mau lepas kalau cewe cantik lewat. Munafik banget kan..
Tapi setelah gue pikir - pikir, terlepas dari kebiasaan mereka nonton bokep dan seneng banget ngeliat cewe seksi tadi, ternyata menahan diri untuk gak Pacaran itu sama kayak kita nahan laper kalau lagi puasa, sama - sama menahan keinginan yang telah Allah batasi dalam Syari'at. Gue gak bisa bilang kalau orang yang puasa senin kamis itu munafik, gue gak bisa bilang kalau orang yang puasa itu munafik atas dasar asumsi bahwa mereka laper tapi gak mau makan sementara mereka tinggal ambil aja makanan dimeja, dan akhirnya gue juga gak bisa bilang kalau orang yang gak mau Pacaran itu munafik , mereka sebenarnya gak munafik, mereka taat, wa Allahu A'lam.., semoga bukan karena disorientasi
Tapi gue gak nyalahin sepenuhnya Pacaran. Pacaran itu menurut gue adalah proses mengenal pasangan yang karena alasan tertentu kita merasa nyaman dengan seseorang dan akhirnya muncul rasa ingin memiliki sesuatu yang sangat nyaman itu. Bisa dibilang itu adalah sebuah proses atau cara memupuk rasa cinta yang tumbuh. Gak salah, itu adalah hak asasi manuusia, semua orang harus menghormatinya. Dan menurut gue jatuh cinta adalah mulia, karena perasaan itu dimiliki oleh semua manusia, semua kalangan, bahkan nabi dan Rasul memiliki perasaan itu. Tapi kurang bijak bila kita mengikat rasa cinta itu dengan ikatan yang disebut "Pacaran", prosesnya penuh dengan harapan - harapan muluk, melanggar etika dalam mengenal pasangan, dan islam menyebut itu sebagai sesuatu yang melampaui batas.
Gue pernah beropini bahwa romantisme pertemanan itu jauh lebih romantis dari pada romantisme Pacaran, kalau romantisme pacaran dipenuhi perasaan galau, cemburu, dibayang - bayangin dosa, maka romantisme pertemanan akan dipenuhi kesolidan, lebih lucu, banyak malu - malunya dari pada marah - marahnya, banyak senyumnya dari pada cemberutnya, lebih banyak kejutannya dari pada prasangkanya. Dan yang terpenting dalam pertemanan kita jauh lebih beretika dalam mengenal cewe atau cowo yang kita suka.
Menurut gue cinta itu harus jatuh dengan cara yang meyakinkan, mungkin kita bisa mengikatnya dengan tali pernikahan. Itu jauh lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tuliskan komentar anda