Sabtu, 05 November 2011

Kekejaman di Arab

Suatu hari aku berziarah ke Taman Baqi’. Aku berdiri di sana membaca Fatihah untuk arwah Ahlul Bait. Di dekatku ada seorang tua yang sedang menangis. Dari tangisnya aku tahu bahwa dia adalah seorang Syi’ah. Kemudian dia menghadap kiblat dan shalat. Tiba-tiba secepat kilat seorang polisi datang menghampirinya. Polisi ini telah memperhatikan gerak-gerik orang tua ini dari tadi. Ketika orang tua ini sujud, dia ditendang dengan keras sekali hingga jatuh tersungkur. Dia pingsan tak sadarkan diri beberapa saat. Kemudian si polisi ini memukulnya lagi dan mencaci-maki dengan kata-kata yang keji. Hatiku terharu melihat nasib orang tua ini, khawatir ia akan mati karena derita yang kejam itu. Kukatakan pada polisi ini,

Wahai Fulan, haram bagimu memperlakukan orang tua seperti ini. Kenapa kau pukul dia padahal dia sedang shalat?"

Dia menghentakku sambil berkata:

Diam kau dan jangan ikut campur! Biar tidak kuperlakukan seperti itu!"

Ketika kulihat wajahnya yang merah karena marah padaku, aku pergi menghindarinya dengan hati yang sangat kesal lantaran tak dapat menolong orang yang dizalimi ini. Aku juga sangat kesal kenapa orang-orang Saudi. yang ada di sekitar tidak berani mencegahnya.

Sebagian peziarah lain juga menyaksikan kejadian itu. Ada yang berkata La Haula Wala Quwwata llla Billahi al-A'li al-A'zim sebagai tanda kesal. Tapi ada juga yang mendukung perlakuan seperti itu karena konon dia shalat disekitar kuburan; dan ini hukumnya haram.

Aku tidak dapat menahan diriku melihat sikap orang ini. Kukatakan padanya, siapa yang berkata bahwa shalat di sekitar kuburan adalah haram?

"Rasulullah yang melarangnya" jawabnya

.

"Kalian berdusta atas nama Rasulullah." Kataku tanpa sadar.

karena khawatir orang-orang yang ada disekitar akan menangkapku atau akan memanggil si polisi itu, lalu aku diperlakukan seperti orang tua itu, akhirnya aku berkata dengan lemah lembut:

Jika memang Nabi SAWW melarang ini, kenapa jutaan jemaah haji dan peziarah tidak melaksanakannya dan terus melakukan perbuatan yang haram. Mereka shalat di sekitar kuburan Nabi dan kuburan Abu Bakar dan Umar ketika berada di Masjid Nabawi; atau ketika berada di berbagai masjid kaum muslimin yang lain di belahan dunia ini. Katakanlah bahwa shalat di sekitar kubur adalah haram, tapi apakah dengan cara kasar seperti ini kita lalu melarangnya atau dengan cara halus dan lemah lembut?

Izinkan aku menceritakan kisah seorang Badwi. yang kencing di Masjid Nabi. di hadapan baginda Nabi dan sahabat-sahabatnya tanpa segan silu. Ketika sebagian sahabat berdiri menghunuskan pedang untuk membunuhnya, Nabi melarang mereka. Katanya:

Biarkan dia, dan jangan perlakukan dia dengan kasar. Siramkan setimba air pada air kencingnya, karena kalian dibangkitkan untuk mempermudah bukan untuk mempersulit; untuk membawa berita gembira bukan untuk menimbulkan rasa enggan."

Semua sahabat mematuhi perintahnya.

Kemudian Rasulullah memanggil si Badwi ini dan didudukkannya di sisinya. Disambutnya dengan mesra dan dikatakan kepadanya dengan lemah lembut bahwa tempat ini adalah Rumah Allah dan tidak boleh dinajisi. Akhirnya si Badwi ini masuk Islam. Pada hari-hari berikutnya, dia datang ke masjid dengan pakaiannya yang paling suci. Benarlah firman Allah kepada Rasul-Nya:

Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS. Ali Imran: 159)

Mendengar ini sebagian yang hadir merasa terkesima. Salah seorang dari mereka mengajakku ke sebuah sudut dan bertanya siapa aku.

"Dari Tunisia", jawabku. Disalaminya aku, kemudian dia berkata:
Ya akhi, demi Allah, jagalah dirimu dan jangan kau berkata-kata seperti itu lagi di sini. Aku menasihatimu hanya karena Allah semata-mata."

Sejak itu bertambahlah kebencianku pada mereka yang mengaku sebagai Khadimul Haramain, karena perlakuan mereka yang kasar terhadap tamu-tamu Allah. Di sana tidak ada orang yang berani mengeluarkan pendapatnya atau meriwayatkan hadis-hadis yang tidaksejalan dengan cara mereka, atau mempercayai sesuatu yang tidak sama dengan kepercayaan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda