Senin, 21 November 2011

MUAWIYAH

Muawiyah oleh beberapa kalangan dianggap sebagai sahabat Nabi, tapi sebagian lagi mengatakan bukan. Gue ngerasa aneh...

Muawiyah mulai memeluk Islam setelah Mekah berhasil dikuasai oleh umat muslim, bagaimana mungkin bisa dikatakan sebagai seorang sahabat Nabi, sementara hidup Rasulullah SAWW tidak lama lagi setelah Mekah berhasil dikuasai

Bayangkan bagaimana bisa seorang keturunan Muawiyah, Yazid, dengan Dalil berIjtihad telah memerangi dan membunuh cucu rasulullah Husain bin Ali bin Abu Thalib, sementara Imam Bukhari dalam kitab “Al Ahkam”, dan Imam Muslim dalam kitab “Al Imarah”. meriwayatkan bahwa Rasul SAWW sambil menunjuk kepada dua orang cucunya Al Hasan dan Al Husein menyatakan:

إبنان هذان, يشير إلى الحسن والحسين, إمامان قاما أوقعد

Dua orang puteraku ini adalah Imam-Imam, baik disaat mereka sedang duduk ataupun sedang berdiri.

Bagaimana mungkin membunuh dan berperang antar Muslim dikatakan sebagai suatu Ijtihad yang mana apabila Ijtihad itu salah maka mereka hanya mendapat satu pahala dan jika benar mendapat dua pahala!, apalagi sampai membunuh cucu kesayangan Rasululluh. Dan anehnya sebagian muslim didunia masih mengakui kekalifaan mereka. Wa Allah A'lam..

Sebagian ulama berusaha mencari pembenaran dan berupaya mencari jalan keluar dari kebuntuhan masalah ini, mereka mengatakan "Benar, kita wajib taat kepada pemimpin sebagaimana kita taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun jika mereka menyalahi perintah Ilahi maka kita menolak ketaatan kepada mereka". Bagi yang berakal pendapat seperti ini tidak bisa diterima, apa artinya ayat Al-Qur'an yang berbunyi:

Wahai orang - orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Ulil Amri diantara kamu,"(QS. an-Nisa:59)

jelas sekali kita harus menaati Ulil Amri (pemimpin/Kalifah) sebagaimana ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Hanya ada satu alasan logis sebagai akibat semua keanehan ini...

TELAH TERJADI KESALAHAN DALAM KEKHALIFAHAN

Rasulullah saww bersabda, "Sesungguhnya Ali bagian dari diriku dan aku bagian dari dirinya. Sesungguhnya dia adalah pemimpin seluruh orang yang beriman sepeninggalku" (Sahih Turmudzi, II, hal. 297)

Semoga Allah SWT memberikan kita jalan yang lurus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda