Rabu, 06 Juli 2011

Berdiri di Ujung Daratan

Kategori : Buku Novel

Penggalan..........


..............

Kehidupan ini berputar seperti roda. Porosnya adalah prinsip yang dimiliki setiap manusia

. Kehidupan akan terus berputar hingga poros itu patah dan hancur. Poros yang kuat mampu melalui jalan seburuk apapun, dan poros yang lemah akan bernasib sama dengan jalan yang dilaluinya. Aku melihat begitu banyak lubang yang dilalui setiap manusia, dan kekuatan sebuah poros yang dimiliki mampu membawa kehidupan pada garis finish yang mereka sebut mimpi. Gapailah mimpimu setinggi langit, itu kata pepatah yang begitu umum diumbarkan pada kita manusia. Persimpangan yang dilalui terkadang mengendalikan sebuah poros dalam keraguan, berbagai macam cara dipakai ketika mendekati persimpangan, ada yang mengikiti kode aturan, ada yang menerobos dan ada yang berhenti sejenak dan menunggu orang lain lewat lalu mengikutinya. Inspirasi selalu datang dari sosok motivator, banyak jenisnya, cinta, benci, dan obsesi, semua itu menginspirasi untuk mencapai mimpi.
Landai dan terjal di tapaki hingga tak satu sisi pun mampu diinjak, puncak mimpi terindah disisi angin...

Awal ditandai oleh sang surya yang menghiasi dunia, dan diakhiri oleh bulan dan bintang yang senatiasa pergi ketika sumber cahaya kehidupan datang lagi. Pagi hari ini terasa begitu dingin sedingin sambutan mereka yang selalu merasa benar dengan ucapan yang berlandaskan pengalaman. Senior kami yang terpelajar menyebutnya, berdiri disetiap persimpangan sambil meneriakkan kata – kata yang “kata mereka” akan membangun mental yang kuat sebagai pemilik status mahasiwa. Upgrade status dari siswa ke mahasiswa.

“Cepat woy, lama amat jalannya!” teriak salah satu kakak tingkat yang dari kodratnya adalah seorang wanita, cantik tapi beringas. Entah itu dibuat – buat demi sesuatu yang bermanfaat atau dibuat – buat demi sesuatu yang ingin menunjukkan martabat. Huh, seperti itulah mereka memperlakukan kami setiap sabtu pagi.
Hari ini seperti biasanya banyak anak yang terlambat datang untuk kegiatan Bakti Lingkungan yang diadakan di jurusan. Kebanyakan adalah anak cewe, aku maklum akan hal itu, mana ada orang tua normal menerima begitu saja anaknya pergi jam setengah lima pagi dari rumah untuk datang kekampus tepat waktu seperti yang telah dijanjikan dalam perjanjian SEPIHAK, pukul 5 pagi sudah berkumpul dijurusan. Aku jelaskan sedikit tentang perjanjian SEPIHAK ini........................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda