Jumat, 08 Juli 2011

KISAH DI MASA LALU

Kalau kita bicara masa lalu maka kenangan akan bermain di dalamnya, menggelitik perasaan - perasaan yang pernah ada dan kemudian menyadarkannya pada sesuatu yang dulu hilang, kisah yang dulu tak sempurna. kisah di masa lalu terlampir berlembar - lembar di dalam ingatan kita, tertulis rapi lengkap dengan gambar serta kertas yang penuh warna.

Di pagi ini Adam janjian untuk bertemu dengan teman lamanya Evi di Kantin Mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri di Lampung. Evi adalah teman baiknya sejak masih di Sekolah Dasar, perempuan yang sangat cantik, tinggi dan berwajah ayu. Ketika sampai di Kantin Adam di kagetkan oleh suara di belakangnya. "woy, kemana aja loe?" adam tersenyum melihat temannya itu, yang selalu memberinya kejutan setiap kali bertemu.

Adam : "ada apa Vi? udah selesai bayarannya?"
Vi : "sudah Dam, loe dari mana?
Adam : "dari rumah, ni gue juga mau ngurus SP (semester pendek).."
Vi : "loe mau pesen apa? gue laper ini belum sarapan"
.........

Percakapan antara keduanya terus terjalin. Tak ada yang berubah, Evi dengan gaya apa adanya, apa yang mau dia katakan dia katakan, apa yang mau dia lakukan dia lakukan, tipe cewek periang ,dan Adam yang selalu terlihat jaim dan malu - malu berhadapan dengan Evi. Padahal keduanya sudah saling mengenal sejak SD, tapi tak ada satu perubahan pun, tetap sama, Evi selalu mendominasi Obrolan.

Evi menceritakan masalah - masalah rumah tangganya, tak ada satu pun kebahagiaan yang dia dapat dari kehidupan barunya itu. Adam hanya bisa memberikan komentar secukupnya saja ketika dimintai tanggapan oleh Evi, pikirnya sedikit saja dia memberikan komentar yang salah itu akan merusak kehidupan rumah tangga orang lain, apa lagi Evi adalah teman akrabnya sejak kecil. Obrolan yang memakan waktu kira - kira dua jam itu berakhir ketika Evi di telpon oleh suaminya, Evi pulang dengan mengucapkan " daah Adam" sambil tersenyum walau seburuk apa pun suasana hati yang ia rasakan , kebiasaan yang sama setiap kali Evi selesai bermain dengan Adam di masa - masa dulu.

Ketika sahabatnya itu pulang Adam masih duduk di Kantin, memesan satu gelas kopi. Di dalam dirinya terlintas

kenangan - kenangan bersama sahabat baiknya

itu, lembar demi lembar kenangan dibukanya, berbagai macam wajah, ceria, ngambek, senyum, tawa, serta ketika Evi menangis tergores jelas di setiap lembaran kisah masa lalunya.Dulu ketika cinta tumbuh di hati Adam, cinta itu tidak tumbuh sempurna. Setiap kali ngobrol diwaktu senggang Evi selalu menceritakan cowok yang dia taksir, dalam hitungan bulan nama laki - laki yang menjadi cowoknya selalu berganti, Dimas, Yanto, tak terhitung berapa banyak pacarnya.

"mungkin dia akan lebih bahagia dengan cowok lain, dibanding dengan gue" kata - kata itu lah yang selalu diulang - ulang Adam dalam pikirannya, kata - kata yang dulu mampu membesarkan hatinya, kata - kata itu juga yang kini telah mengecilkan hatinya.

Kemungkinan selalu memberikan kenyataan yang jauh berbeda dari apa yang diucapkan.

"mungkin dia akan lebih bahagia dengan cowok lain, dibanding dengan gue"

diulang - ulangnya kata - kata itu, Adam tersenyum sambil terus mengulang kata - kata itu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda