Cinta adalah rasa yang tumbuh. Tentunya sesuatu yang tumbuh itu awalnya adalah benih yang kemudian ditanam, kita semua tahu itu. Cinta ditaman di dalam hati hingga tumbuh menjulang sampai kepikiran. Cinta berbuah dipikiran, hasil dan kualitasnya tergantung pada pupuk yang kita semai dihati serta pada pikiran yang belaku sebagai atmosfernya.
Pikiran buruk bagaikan cuaca yang panas, kering, dan kita bisa menyebutnya " tidak bersahabat" sedangkan pikiran yang baik bagaikan udara segar, hangat, sejuk, cuaca yang bersahabat. Seperti perkembangan Bumi, perkembangan pikiran kita pun semakin tidak bersahabat, atmosfernya kacau, cuaca panas dan kering, pikiran kita telah dilanda Global Warming akibat perbuatan kita sendiri.
Bukankah kita mengatakan "cuacanya tidak bersahabat", ketika cuaca memang lagi tidak bersahabat dan mengatakan "cuaca cukup bersahabat" ketika udara terasa sejuk dan hangat. Semua itu menunjukkan bahwa kita tahu, kita tahu keadaan yang kita alami, kita tahu bahwa itu tidak bersahabat dan kita juga tahu apa akibat dari semuanya serta solusi untuk mengatasi atau lebih tepatnya kita kendalikan. Namun kita begitu cepat menyerah pada badai emosi yang tiba - taba datang melalui hembusan nafas Setan. Merusak pohon yang berakar pada hati kita, menggugurkan daun, bunga, dan putik - putiknya sebelum sempat berbuah.
Untuk mengatasi semua itu kita kembalikan lagi pada sumbernya, yaitu pikiran. Jaga pikiran kita, tetaplah positive thinking, dan jangan lupa memupuk cinta di hati kita dengan pupuk terbaik.