Aku pernah duduk di tepi aspal yang kering
Diantara kedua pintu pagar yang dipisahkan oleh kunci gembok..
Debu coklat beterbangan mengusap setiap inci, bukan inci tapi ukuran debu
Tiap ukuran debu raga ku..
Menanti hilangnya gelisah atas kepastian
Memastikan bahwa firasat buruk adalah kotoran pikiran yang merugikan
Itu terbukti!
Suara candanya terdengar lewat setiap inci debu yang kotor
Benar – benar kotoran yang menguntungkan
Aku berdiri menepis semua gelisah
Bagaikan menemukan oase di padang pasir, aku menemukan sosok perempuan tegar, kuat, dan super
Lebih hebat dari ibu kartini yang katanya ibunya pertiwi
Dia adalah ibuku, menjinjing kantong plastik berisikan kue untuk ku
Waktu itu aku kelas 2 SD
Waktu dimana aku hanya mengenal kasih yang tulus, polos, dan sangat takut Dosa