Rabu, 10 April 2013

Hai Senior!!, are u fine, huh?

Akhir-akhir ini gue rajin banget nulis, itu berbanding terbalik dengan apa yang gue liat. Semakin gue males ngeliatnya semakin rajin gue nulis. Ternyata males ada manfaatnya.

Kalau ngomongin strata ilmu, mental, dan spritual maka gue bisa ngeliat yang namanya guru, ulama, dan Preman. Di kampus gue ngeliat sesuatu yang aneh, banyak yang ngaku-ngaku ilmu, mental dan spritual mereka lebih tinggi, tapi mereka gak masuk dalam kategori guru, ulama, apalagi free man (baca: Preman). Mereka ini menyebut diri mereka senior.

Senior itu apa??, itu semacam jabatan yang gak sah, agak maksa, suka nyiksa (hehehe..).

Status senior kalau kata gue sama kayak pacar. Senior sama pacar itu sama-sama ingin dianggap spesial tapi gak mau jadi temen, maunya jadi pacar titik, maunya jadi senior titik, maunya manfaatin lo : p.

Sebenernya senior itu tahu kalau huibungan senior dan junior tingkatannya masih dibawah hubungan antar teman, sedikit diatas musuh. Kalau lo temenan sama senior, ada saatnya dia akan bilang, "jangan anggap gue senior, anggep aja teman", itu masa-masa paling indah... mungkin.

Senior sama dosen itu hampir sama, sama-sama ingin dihormati. Dan lo sebagai junior sama, sama-sama takut, gak hormat kan, tangan lo gak nyilang dipelipis mata, tapi gemeter.

Di kampus ada budaya pendidikan mental yang dilakukan oleh para senior. Pendidikan ini tujuannya biar mental lo lebih berani, kecuali sama senior. Pendidikan ini membuat lo jadi mahasiswa banget lah katanya.. punya idealisme, tapi idealisme "yang ideal itu senior". : D

Gue lebih seneng disebut nama, atau kakak oleh adek-adek gue. Karena kalau dipanggil senior gue ngerasa kayak dipanggil "tukang bual" : p    ya gak sih??

Tapi kalau ada yang manggil gue dosen, gue terima... karena gue suka telat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda