Sabtu, 13 April 2013

Missing Link


Di buku 8th Habbit, entah siapa pengarangnya gue lupa, ada tulisan dari siapa namanya gue juga lupa, yang bunyinya kurang lebih kayak gini, "1000 bayi terlahir cerdas, tapi setelah mereka tumbuh dan berkembang, 999 bayi tadi menjadi bodoh karena orang dewasa".

Terus pamannya teman gue pernah bilang, "Republik ini bakal lebih baik kalau yang tua-tuanya pada mati". Entah apa hubungannya dengan kutipan sebelumnya.

Gue rasa gue dan agnes monica waktu lahir kedunia sama-sama nangis dan tangisan agnes gak lebih bagus dari tangisan gue. Tapi sekarang suara agnes lebih bagus dari suara gue.

Temen gue namanya Yudi pinter banget matematika, seharusnya gue juga pinter, karena Yudi dan Gue tanggal dan bulan lahirnya sama, dan kami berdua sama-sama nangis waktu pertama kali ngeliat dokter.

Seperti kutipan pertama di atas, kita itu sama, sama-sama cerdas waktu pertama kali dilahirkan. Saking cerdasnya, kita nangis karena dipegang oleh tangan dokter yang (mungkin) 100 kali lipat lebih bodoh dari kita.. mungkin pas kita dipegang dokter ada link yang hilang akibat muka dokternya mungkin, atau ada link yang rusak akibat cahaya lampu rumah sakit. Itu mungkin...

Yang pasti semua orang hidup dan selama hidupnya banyak link-link yang hilang. Misal, gue pemalu banget orangnya, bisa jadi karena link percaya diri gue hilang gara-gara orang tua gue gak ngejaga kepercayaan diri gue... yang akhirnya membuat kepercayaan diri gue pergi entah kemana.

Orang tua sangat bertanggung jawab menjaga dan mendidik anaknya diusia kecil, karena di usia ini semua kemampuan luar biasa yang tuhan berikan masih sangat hijau, perlu dipupuk, dirawat, dijaga, dan buahnya akan si anak (bahkan orang tua) panen ketika si anak telah dewasa.

Tapi gak seru juga kalau semua orang di dunia ini pintar, mungkin akan terjadi saling klaim atau rebutan klaim (seru sih). Bisa aja Gue dan Yudi saling klaim siapa yang paling pintar, bisa jadi guru SMA gue lempar koin untuk nentuin siapa juara 1 dan juara 2.

Mungkin emang ini sudah jalan yang Tuhan berikan, sudah jalannya kita kehilangan Link. Dan bisa jadi kasus hilangnya link ini menjadi cikal bakal diutusnya Rasul ke dunia. Untuk dijadikan contoh, "ini lho contoh manusia yang normal, yang kemampuan luar biasanya tetap terjaga dalam dirinya". Menurut gue lagi nih..., aneh rasanya kalau muslim bersedekah dengan alasan mencontoh rasul sehingga mereka tidak menghargai si non muslim yang bersedekah, orang bersedekah ya emang itulah yang seharusnya, berkata baik ya emang itulah kata-kata yang seharusnya manusia keluarkan. Tuhan mengatakan dalam kitab suci, berulang-ulang (kayaknya), "sesungguhnya Muhammad itu hanyalah manusia biasa seperti kalian". Bedanya, Rasulullah saw ini diutus Tuhan untuk keperluan menyadarkan manusia-manusia yang sudah terlalu banyak kehilangan Link di dalam dirinya. Masyarakat Jahiliyah mungkin dulunya telah kehilangan link kesopanan, link kesehatan akal, link logika sehat, link menghormati. Atau link sifat baiknya rusak dan menjadi buruk, link sifat bangga rusak menjadi link kesombogan. Semuanya disebabkan oleh generasi sebelum mereka.

Semua yang terjadi di hidup lo, coba inget-inget lagi, pasti akan menjelaskan kenapa lo seperti sekarang. Kalau lo homo, coba lo inget lagi mungkin dulu lo disodomi waktu kecil. It's reallity, jadi jangan ditutupi.

Gue rasa gue gak perlu ikutin apa yang Yudi atau Agnes lakukan sehingga menjadikan mereka lebih unggul dari segi suara dan matematika daripada gue, karena link-link yang hilang di gue beda dengan yang hilang di mereka. Jelas, kehidupan gue gak sama dengan mereka, orang tua gue beda dengan orang tua mereka, temen-temen gue juga beda, lingkungan gue beda, bahkan agama kami beda. Hmmm.., Gue lebih sopan dari agnes, dia lebih cantik aja. Hehee.., Perhitungan Yudi bagus, Tapi gak lebih bagus dari pemikiran gue.

Intinya, kita itu gak usah dhe pengen jadi ini pengen jadi itu, just be your self aja. Syukuri pengalaman yang diberikan Tuhan selama hidup lo. Sekarang tinggal gimana caranya lo petik buah dari Link luar biasa yang masih tersisa di dalam diri lo.

Kita punya peran masing-masing.


1 komentar:

tuliskan komentar anda